Sabtu, 20 Juni 2015

Perjalanan Panjang Mushaf Al-Qur’an Tulisan Utsman bin Affan Setelah Sang Khalifah Wafat

                
Satu di antara pemberontak berhasil menyabetkan pedangnya ke tangan Utsman hingga putus. Darah pun berceceran hingga ke lembaran-lembaran Mushaf Alquran yang dibaca sang Khalifah. Mushaf Alquran yang dibaca Utsman saat ini masih tersimpan di kawasan Hast-Imam, Tashkent, Uzbekistan…”
                Tulisan diatas merupakan salah satu kutipan dari kisah tentang dibalik Perjalanan Mushaf Tulisan Utsman bin Affan Setelah Sang Khalifah Wafat, Mungkin diantara kita banyak yang belum tahu mengenai proses panjang dan perjuangan terkait dengan Perjalanan Mushaf Tulisan Utsman bin Affan Setelah Sang Khalifah Wafat.
                Untuk yang ingin tahu terkait dengan Perjalanan Mushaf Tulisan Utsman bin Affan Setelah Sang Khalifah Wafat, berikut merupakan ulasan yang dikumpulkan dan diliput langsung oleh wartawan detik.com langsung dari Hast-Imam, Tashkent, Uzbekistan tempat disimpanya Mushaf Alquran milik sahabat Utsman bin Affan.
                Saat itu, ratusan orang pemberontak mengepung rumah milik Khalifah Utsman bin Affan di kota Madinah. Hari itu bertepatan dengan hari Jumat, 8 Djulhijjah 35 Hijriyah. Namun sang Khalifah Utsman seperti tidak menghiraukannya. Dengan penuh kusyuk, menantu Rasulullah itu tetap menunaikan shalat Ahsar. Usai melaksanakan shoalat, Utsman bin Affan kemudian melanjutkan membaca Al-Qur’an surat Al Baqarah.
                Namun belum selesai membacanya, bacaan Utsman terhenti pada surat Al-Baqarah ayat ke-137. Ternyata beberapa orang pemberontak berhasil masuk ke dalam rumah sang Khalifah, Satu di antara pemberontak tersebut juga berhasil menyabetkan pedangnya ke tangan Utsman hingga tangan Utsman putus.
                Darah pun berceceran hingga menetes ke lembaran-lembaran Mushaf Alquran yang sebelumnya sedang dibaca sang Khalifah, Mushaf-mushaf Al-Qur’an yang dibaca Utsman tersebut saat ini masih tersimpan di kawasan Hast-Imam, Tashkent, Uzbekistan.“Jadi percikan darahnya (Utsman) masih ada di situ. Seperti kita ketahui Khalifah Utsman meninggal setelah ditusuk oleh pembunuhnya ketika tengah membaca surat Al Baqarah,” kata Mursyid, seorang pemandu yang bersama detikcom mengunjungi tempat disimpannya mushaf tersebut pada Kamis (21/5/2015) lalu.
                Setelah Utsman wafat, mushaf Al-Qur’an tersebut sempat berpindah ke beberapa negara. Awalnya mushaf Al-Qur’an ini dibawa oleh Khalifah selanjutnya Ali bin Abi Thalib ke wilayah Kuffah, yang sekarang dikenal sebagai negara Irak. Sekitar tujuh ratus tahun kemudian, Amir Timur alias Timur Leng yang berhasil menaklukkan Asia Tengah membawa mushaf Al-Qur’an tersebut ke Samarkand, Uzbekistan. Hampir selama empat abad, mushaf Al-Qur’an tersebut berada di Samarkand.
                Ketika Rusia menaklukkan Samarkand sekitar tahun 1868, mushaf tersebut kemudian dikirim ke St Petersburg untuk disimpan di perpustakaan kerajaan. Setelah pecahnya revolusi Bolshevik, Lenin yang sangat bernafsu menguasai daerah umat Islam mengirimkan mushaf ini ke Ufa atau yang kemudian dikenal sebagai Bashkortostan. Pada tahun 1924 setelah beberapa kali umat muslim di Uzbekistan meminta kepada Lenin, mushaf tersebut dikembalikan ke Tashkent dan disimpan di museum sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar