Satu
di antara pemberontak berhasil menyabetkan pedangnya ke tangan Utsman hingga
putus. Darah pun berceceran hingga ke lembaran-lembaran Mushaf Alquran yang
dibaca sang Khalifah. Mushaf Alquran yang dibaca Utsman saat ini masih
tersimpan di kawasan Hast-Imam, Tashkent, Uzbekistan…”
Tulisan
diatas merupakan salah satu kutipan dari kisah tentang dibalik Perjalanan
Mushaf Tulisan Utsman bin Affan Setelah Sang Khalifah Wafat, Mungkin diantara
kita banyak yang belum tahu mengenai proses panjang dan perjuangan terkait
dengan Perjalanan Mushaf Tulisan Utsman bin Affan Setelah Sang Khalifah Wafat.
Untuk
yang ingin tahu terkait dengan Perjalanan Mushaf Tulisan Utsman bin Affan
Setelah Sang Khalifah Wafat, berikut merupakan ulasan yang dikumpulkan dan
diliput langsung oleh wartawan detik.com langsung dari Hast-Imam, Tashkent,
Uzbekistan tempat disimpanya Mushaf Alquran milik sahabat Utsman bin Affan.
Saat
itu, ratusan orang pemberontak mengepung rumah milik Khalifah Utsman bin Affan
di kota Madinah. Hari itu bertepatan dengan hari Jumat, 8 Djulhijjah 35
Hijriyah. Namun sang Khalifah Utsman seperti tidak menghiraukannya. Dengan
penuh kusyuk, menantu Rasulullah itu tetap menunaikan shalat Ahsar. Usai
melaksanakan shoalat, Utsman bin Affan kemudian melanjutkan membaca Al-Qur’an
surat Al Baqarah.
Namun
belum selesai membacanya, bacaan Utsman terhenti pada surat Al-Baqarah ayat
ke-137. Ternyata beberapa orang pemberontak berhasil masuk ke dalam rumah sang
Khalifah, Satu di antara pemberontak tersebut juga berhasil menyabetkan
pedangnya ke tangan Utsman hingga tangan Utsman putus.
Darah
pun berceceran hingga menetes ke lembaran-lembaran Mushaf Alquran yang
sebelumnya sedang dibaca sang Khalifah, Mushaf-mushaf Al-Qur’an yang dibaca
Utsman tersebut saat ini masih tersimpan di kawasan Hast-Imam, Tashkent,
Uzbekistan.“Jadi percikan darahnya (Utsman)
masih ada di situ. Seperti kita ketahui Khalifah Utsman meninggal setelah
ditusuk oleh pembunuhnya ketika tengah membaca surat Al Baqarah,” kata Mursyid,
seorang pemandu yang bersama detikcom mengunjungi tempat disimpannya mushaf
tersebut pada Kamis (21/5/2015) lalu.
Setelah
Utsman wafat, mushaf Al-Qur’an tersebut sempat berpindah ke beberapa negara. Awalnya
mushaf Al-Qur’an ini dibawa oleh Khalifah selanjutnya Ali bin Abi Thalib ke
wilayah Kuffah, yang sekarang dikenal sebagai negara Irak. Sekitar tujuh ratus
tahun kemudian, Amir Timur alias Timur Leng yang berhasil menaklukkan Asia
Tengah membawa mushaf Al-Qur’an tersebut ke Samarkand, Uzbekistan. Hampir
selama empat abad, mushaf Al-Qur’an tersebut berada di Samarkand.
Ketika
Rusia menaklukkan Samarkand sekitar tahun 1868, mushaf tersebut kemudian
dikirim ke St Petersburg untuk disimpan di perpustakaan kerajaan. Setelah
pecahnya revolusi Bolshevik, Lenin yang sangat bernafsu menguasai daerah umat
Islam mengirimkan mushaf ini ke Ufa atau yang kemudian dikenal sebagai
Bashkortostan. Pada tahun 1924 setelah beberapa kali umat muslim di Uzbekistan
meminta kepada Lenin, mushaf tersebut dikembalikan ke Tashkent dan disimpan di
museum sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar